JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2011 lalu, Indonesia
disibukkan dengan ledakan populasi ulat bulu. Kini, pada tahun 2012,
Indonesia kembali disibukkan dengan serangga Paederus atau kumbang
Tomcat.
"Sebenarnya ada faktor intrinsik yang menyebabkan
outbreak. Ini faktor pada serangga itu sendiri. Inilah yang masih
misteri"
Keduanya memang sama-sama serangga. Namun, apakah ledakan populasi keduanya memiliki kesamaan sebab?
Pakar
serangga dan hama dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada
(UGM), Suputa mengatakan ledakan populasi kedua serangga tersebut bisa
dilihat kaitannya.
"Secara langsung, kaitan ledakan populasi
keduanya tidak ada. Tapi secara tidak langsung, ada," kata Suputa saat
dihubungi Kompas.com, Kamis (22/3/2012).
Suputa menjelaskan,
populasi setiap jenis serangga selalu bisa mengalami ledakan setiap
periode tertentu. Periode ini berbeda pada tiap jenis serangga.
"Ulat bulu juga punya periode outbreak. Di satu tempat dengan tempat lain berbeda. Ada yang setiap 10 tahun, 100 tahun atau lebih," jelas Suputa saat dihubungi.
"Ulat bulu juga punya periode outbreak. Di satu tempat dengan tempat lain berbeda. Ada yang setiap 10 tahun, 100 tahun atau lebih," jelas Suputa saat dihubungi.
Outbreak atau ledakan populasi tomcat juga bervariasi di satu tempat dengan tempat lain. Di wilayah Indonesia, belum diketahui periode outbreak-nya secara pasti.
Adanya periode outbreak
inilah yang menjadi kesamaan antara ledakan populasi tomcat dan ulat
bulu. Di sini, dipahami bahwa ledakan ialah sesuatu yang wajar dan
alamiah.
Lalu, mengapa tak terjadi tiap tahun atau sesuai dengan umur tomcat atau spesies serangga lain?
"Ini terkait dengan jejaring makanan yang kompleks, musuh alami dan ketersediaan makanan," kata Suputa.
Dinamika
populasi predator dan hewan yang dimangsa pada jangka panjang selalu
naik turun. Pada waktu tertentu, akan ada saat dan kondisi lingkungan
yang pas yang mendukung outbreak.
"Sebenarnya ada faktor intrinsik yang menyebabkan outbreak. Ini faktor pada serangga itu sendiri. Inilah yang masih misteri," cetus Suputa.
Suputa mengatakan, hingga kini pakar serangga dunia pun belum mampu menguraikan secara pasti sebab utama outbreak suatu spesies serangga.
Di
luar hal tersebut, faktor lingkungan juga menjadi perhatian. Kondisi
lingkungan, peningkatan karbon dioksida di atmosfer, diduga menjadi
salah satu sebab outbreak, walau masih perlu dikaji.
Masih perlu
penelitian lebih seksama untuk memahami kehidupan liar kedua makhluk
tersebut. Anda tertarik meneliti tomcat dan ulat bulu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar